Jumat, 29 Januari 2010

Obat-Obatan

Obat merupakan senyawa kimia selain makanan yang bisa mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis, menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.

Obat terbagi menjadi 2, yaitu:
1. obat generic, obat yang menggunakan nama dasar kimianya. Contohnya seperti paracetamol, antalgin, antasida, dan amoxilin.
2. obat paten, obat yang selain menggunakan nama dasar kimianya juga menggunakan nama dagang (nama pabrik). Contoh: paracetamol diproduksi oleh sanbe farma, maka nama paracetamol menjadi pamol.

Bentuk obat:
1. padat: tablet, puyer, pil.
2. cair: sirup, lotion.
3. setengah padat (gel/ krim): balsam

Tiga fungsi obat:
1. simptomatis: mengatasi suatu gejala (1 atau 2 obat saja)
2. terapetis: mengobati (terdiri dari banyak obat)
3. sugestif: meyakinkan dan menyamankan pasien. Biasanya berupa kapsul berisi tepung biasa.

Fungsi obat dasar:
1. antibiotic (anti bakteri): obat untuk mengatasi infeksi, seperti luka, borok, gusi berdarah. Contoh: amoxilin, tetrasiklin, ampisilin.
2. analgetic (anti nyeri): obat untuk mengatasi rasa sakit/ nyeri, seperti pusing, nyeri haid, sakit gigi, keseleo. Contoh: antalgin, ponstan, paracetamol.
3. antipiretik (penurun panas).
4. anti inflamasi (anti radang): obat untuk mengatasi tanda peradangan, seperti gatal karena alergi, batuk alergi. Contoh: deksametason, prednisone.
5. antitusif (obat batuk)
Batuk dibagi menjadi 2, yaitu:
a. batuk berdahak: obat expektoran
b. batuk kering, seperti batuk asma, batuk perokok: obat antitusif
6. antiemesis (anti muntah): obat untuk mengatasi mual dan muntah. Contoh: dimpa hidrinat, antimo, promag, primperan.
7. obat antasida (anti asam): obat untuk mengatasi penyakit pencernaan. Contoh: gastruktif, ranitidine.
8. anti alergi: obat untuk mengatasi gejala-gejala alergi (gatal, bersin, sesak, bintik-bintik merah, bengkak). Contoh: CTM, deksametason, dekstamin, insidan.
9. obat vitamin: vitamin A, B complex (B1, B6, B12), C, D.

Perbedaan antara gejala dan tanda:
Gejala: subyektif, dirasakan oleh si penderita sendiri. Contoh: perut mulas, kepala pusing, dll.
Tanda: obyektif,  bisa dilihat, diperiksa dan diukur. Contoh: suhu, tensi darah, dll.

Tanda-tanda bulatan pada kemasan obat:
1. hijau: obat yang dijual bebas (apotek, warung, dll)
2. biru: obat yang dijual bebas terbatas (apotek/ toko tertentu). Contohnya revanol, alcohol, vitamin.
3. putih: obat yang harus memakai resep dokter.
4. merah: obat yang hanya diresepkan dokter spesialis, biasanya ditambahkan kata “obat keras”. Ini biasanya diresepkan oleh dokter spesialis jiwa.

Obat-obat palsu atau kadaluarsa bisa diidentifikasi dengan melihat kode (tanggal kadaluarsa) pada kemasan obat, usahakan untuk membeli obat di apotek, jangan di warung atau toko obat. Obat biasanya kadaluarsa sekitar 4-5 tahun setelah diproduksi, tapi ada beberapa jenis obat yang masa kadaluarsanya lebih pendek.

*Diberikan sebagai materi latihan rutin ksr pmi unnes oleh dr. Iwan pada tanggal 14 desember 2009 di bawah pohon rindang, di sebelah timur gedung pkm dan ukm. Sekian dan terima tepe!*

3 komentar:

  1. wah,,
    za udah bisa nge-blog...
    tentang dIKLATSAR kmrin jga ditulis di sini ix...
    tak ksh aplous deh..
    kpn2 aq di ajatin ya??

    neni

    BalasHapus
  2. Isnaeni Kurniawati as Neni13 Maret 2010 pukul 21.07

    wah,,
    za udah bisa nge-blog...
    tentang dIKLATSAR kmrin jga ditulis di sini ix...
    tak ksh aplous deh..
    kpn2 aq di ajatin ya??

    BalasHapus
  3. Iyh neni.. jadi pengen malu aku.. Hehehe,

    BalasHapus