Sabtu, 25 September 2010

Marmut Merah Jambu, Finally!

Setelah berbulan-bulan ngidam baca buku terbarunya raditya dika, marmut merah jambu, akhirnya hari ini aku kesampean juga beli bukunya! *horee!!* Sempet ngubek-ngubek beberapa toko buku di tegal yang hasilnya nihil, akhirnya tuh buku berhasil aku bawa pulang dari toko gunung agung ciputra mall semarang. :D Bela-belain ngeluarin duit jajan 40ribu noh buat beli mmj. Tapi worth it lah. Bukunya keren! :D

Gak seperti buku-buku sebelumnya (kambingjantan, cinta brontosaurus, radikus makan kakus, dan babi ngesot) yang sukses bikin aku ngakak-ngakak geje kek kerasukan kuntilanak, buku kelimanya si mutun ini cukup bikin aku banyak merenung. Kata-kata yang dia gunain di buku ini lebih halus, gak asal nyablak kek sebelum-sebelumnya, komedinya tetep ada dan tetep slengean meski porsinya lebih sedikit, dan yang pasti... touchy.

Banyak kalimat yang waw banget, bikin aku berhenti sebentar saat ngebacanya dan ngomong dalem hati, ''Anjir! Bener banget nih!''. Apa-apa yang dia critain, mulai dari cinta cewek dan cowok, cewek yang selalu minta dingertiin, cowok yang selalu gak bisa ngertiin cewek, soulmate yang terkadang kita gak tau kapan datengnya, pertemuan antara cewek dan cowok yang selalu unik, cinta yang bertepuk sebelah tangan, cinta diam-diam, dan kelakuan-kelakuan aneh manusia kalo lagi jatuh cinta. Bener-bener kek crita kebanyakan orang. Si dikung ngejabarin semuanya dengan sangat dalem. Perumpamaan yang dia pake simpel, tapi mengena.

Beberapa quotes touchy yang aku dapet di mmj nya dikung:

Orang yang jatuh cinta diam–diam pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti, memandang waktu yang berjalan dengan sangat cepat dan menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu. Orang yang jatuh cinta diam–diam harus bisa melanjutkan hidupnya dalam keheningan. Pada akhirnya orang yang jatuh cinta diam–diam hanya bisa saling mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam–diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam–diam paham bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa yang tidak kita sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam–diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian. (Orang yang Jatuh Cinta Diam-Diam)

Luka hati, ketika tidak dijahit, bisa jadi tidak akan pernah kering (Balada Sunatan Edgar)

'Kenapa sih kita baru bisa dibilang komplit dengan kehadiran orang lain itu? Kenapa gak dengan kehadiran sebuah barang, atau... atau hobi, baru kita bisa dibilang komplit? Kenapa harus dihubungkan dengan orang lain? Kenapa kesempurnaan hidup kita, sebagai manusia, harus ditandai bahwa kita udah bisa ketemu dengan soulmate kita? Bagaimana dengan para jomblo abadi, yang mungkin mati sendirian? Bagaimana dengan orang yang memilih untuk tidak pernah mencintai orang lain? Atau, ini yang paling parah: Bagaimana dengan orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan?' Unrequited Love, atau cinta yang tak berbalas, adalah hal yang bisa bikin kita ngais tanah. Untuk tahu bahwa cinta kita tak berbalas, rasanya seperti diberitahu bahwa kita tidak pantas mendapatkan orang tersebut. Rasanya seperti diberitahu bahwa kita tidak sempurna, setidaknya tidak cukup sempurna untuk orang tersebut (Pertemuan Terakhir dengan Ina Mangunkusumo)

Cinta mungkin buta, tapi kadang untuk bisa melihatnya dengan lebih jelas, kita hanya butuh kacamata yang pas. (Cinta Di Atas Sepotong Chatting)

Kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan oleh orang lain. (Dabel Trabel)

Setiap belalang sembah abis kawin, belalang sembah yang betina akan memakan kepala yang jantan. Serem memang, tapi yang jadi pertanyaan tak terjawab adalah: Kalo gitu, kenapa masih ada belalang yang mau kawin? Gue mengambil kesimpulan sendiri: semua belalang jantan udah tahu kepalanya bakalan dimakan kalo mereka kawin, tapi mereka tetep mau kawin. Kesimpulannya: belalang jantan berani mati demi cinta.
Dalam hati, gue berharap hubungan gue dan pacar gue sekarang seperti hubungan binatang yang setia satu sama lain selama hidupnya. Ambil contoh burung lovebirds, burung ini setia sama satu pasangan selama hidupnya, sampai-sampai ketika pasangannya mati, burung yang satunya lagi akan merenung, depresi, akhirnya tidak lama kemudian mati menyusul pasangannya. Tidak seperti burung lovebirds, manusia adalah spesies yang aneh. Kebanyakan dari kita pasti pernah ngerasain putus, dan semakin banyak kita pacaran, semakin banyak kita ngerasain putus. Pacaran pada dasarnya punya risiko: ngambek, marah, dan akhirnya diselingkuhi, dan patah hati. Tapi kita, sebagai manusia, tetep aja masih mau pacaran. Karena kita, seperti belalang, tahu bahwa untuk mencintai seseorang, butuh keberanian.
Alih-alih seperti belalang, gue merasa seperti seekor marmut berwarna merah jambu yang terus-menerus jatuh cinta, loncat dari satu relationship ke yang lainnya, mencoba berlari dan berlari dari satu hubungan gagal ke hubungan gagal lainnya, seperti marmut yang tidak tahu kapan harus berhenti lari di roda yang berputar. Dan hubungan kali ini, setiap gue memandangi dia, pertanyaan besar itu pun timbul: apakah sekarang saatnya berhenti? (Marmut Merah Jambu)

Kamis, 09 September 2010

Menomboki Penawaran

Hai hai everybody.. Lama banget gak posting di blogspot. Lagi cinta-cintanya ma wordpress sih, makanya kamu gw anggurin. Mangap ya spot... *sounds like pispot, huh? Haha* Kali ini gw cuman mau copas cerita -a good story, actually- yang gw dapet dari buku A Cup of Chicken Soup for the Soul. Critanya cukup bikin gw berkaca-kaca. Hiks hiks. Judulnya Menomboki Penawaran. Here goes...

Menomboki Penawaran



Seorang anak lelaki datang ke lelang sepeda yang diselenggarakan di kantor polisi. Sepeda-sepeda yang dilelang adalah yang ditemukan di jalan dan tidak ada yang datang untuk mengakuinya sebagai pemilik.

Setiap kali juru lelang membuka penawaran baru, anak itu berkata, "Saya menawar satu dolar, Pak." Tetapi ada orang yang menawar lebih tinggi, sehingga akhirnya setiap sepeda yang dilelang jatuh ke tangan orang yang menawar dengan harga tertinggi. Dan setiap kali, anak itu selalu ikut menawar satu dolar. Ketika sepeda terakhir yang akan dilelang dibawa ke depan, anak itu berseru, "Saya menawar satu dolar, Pak." Penawaran naik terus dan akhirnya juru lelang mengetukkan palu pada tawaran harga sembilan dolar. Ia menunjuk ke arah anak lelaki itu yang duduk di barisan paling depan, sebagai isyarat bahwa anak itulah pemenangnya.

Kemudian juru lelang merogoh sakunya, mengambil uang sebanyak delapan dolar dan meletakkannya di atas meja. Anak itu maju, meletakkan satu dolarnya dalam bentuk recehan di samping delapan dolar tadi, mengambil sepeda barunya lalu berbalik hendak ke luar. Tiba-tiba diletakkannya sepeda, lalu berbalik dan lari mendatangi juru lelang. Dirangkulnya orang itu lalu ia menangis.

- Elder Featherstone -
Disumbangkan oleh Jack ZoBell


Jika kau menginginkan kebahagiaan...
Untuk sejam - tidurlah selama itu
Untuk sehari - pergilah memancing
Untuk sebulan - menikahlah
Untuk setahun - warisi harta
Untuk seumur hidup - tolonglah orang lain
(Peribahasa Cina)


*Dikutip dari buku A Cup of Chicken Soup for the Soul* :3