Kamis, 01 Juli 2010

13.00 - 16.27


Sebuah romantisme tersendiri saat berada di tempat ini. Orang2 rela berjubel untuk sekedar mendapatkan tiket lebih dulu dibanding yang lain, berjejer di sepanjang peron menunggu kedatangan si ular besi, dan ya, kembali berdesakan di depan pintu gerbong agar dapat tempat duduk yang nyaman. Melelahkan memang, terlebih bila saat musim liburan menjelang. Bagi kaumku yang terkenal 'lemah', jangan berharap lebih untuk bisa dapat tempat duduk. Bahkan lesehan pun sudah tak patut. Harus berdiri! Kata petugas, ''Ini kereta ekonomi, kalau mau duduk ya pakai kereta bisnis.'' Tak bisa disalahkan, karena itu memang benar. Tapi syukurnya aku baru sekali merasakan yang seperti itu, saat libur idul fitri tahun kemarin. Kepulangan kali ini memang cukup ramai, tapi setidaknya aku masih bisa duduk lesehan. Bersandar pada pintu gerbong, memperhatikan masing2 tingkah orang yang dapat terjangkau penglihatanku. Riuh rendah suara orang bersahut2an, seolah berkejar2an dengan bunyi kereta yang cukup memekakkan telinga. Dan ah.. Aku selalu suka saat2 seperti ini. Di area bebas ngapak, area bebas bicara memakai bahasa kami. Bahasa tegal. Tidak ada lagi jaim2an yang biasanya menjadi topeng saat di tempat rantau. Surga dunia, mungkin itu istilah yang pas.

Lalu setibanya di kota batik, kembali terjadi sebuah fenomena unik yang juga selalu ku tunggu. "Kacang tahu asin.. Kacang tahu asin.. Kacangnya mba.. Tahu bu.." Meski jarang aku repot2 mengeluarkan duit untuk membelinya, tapi aku selalu menunggu moment itu. Bersamaan dengan pintu gerbong yg terbuka, masuklah berpuluh2 ibu menjajakan dagangannya. Sebuah euforia seperti ini yg selalu membuatku membuncah bahagia tatkala si ular besi berhenti di kota batik. Sebuah kerinduan yang akhirnya tertuntaskan. Satu jam kemudian, ketika jam di tangan menunjuk angka 16.27, emosiku kembali membuncah. Si ular besi tlah tiba di tempat peraduannya. Cicitannya, meski memekakkan telinga, terdengar seperti anak burung yg menyambut kepulangan sang induk yg membawa makan. Begitu juga aku. Yang akhirnya kembali ke induk semangku. Ah.. Home sweet home... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar